Web Developer

experienced with modern tools and workflow in web development

IDE atau cukup dengan Text Editor

Setiap pekerjaan membutuhkan alat, untuk mempermudah, mempercepat ataupun meningkat produktifitas. Pun demikian dalam proses pengembangan aplikasi, ada banyak tools yang membantu seorang programer atau developer, diantaranya adalah Text Editor dan IDE.

Sekilas, baik Text Editor maupun IDE terlihat cukup mirip karena digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sama, yang membedakan: mungkin hanya kelengkapan fitur pada kedua macam program tersebut.

IDE (integrated development environment) adalah perangkat lunak yang menyediakan beberapa fasilitas untuk pengembangan aplikasi software, meliputi: source code editor, debugger, intelligent code completion dan semacamnya, sedang Text Editor adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai editor kode, disamping juga memiliki fitur lain untuk mendukung fungsi utamanya.

Sebagai contoh: salah satu IDE paling popular adalah Eclipse, disamping karena free atau gratis, fitur yang dimilikinya juga sangat lengkap dan juga mendukung banyak sekali bahasa pemrograman, Eclipse juga berjalan di Windows, linux dan Macintosh. Dan yang tak kalah populer adalah notepad++, Text Editor yang juga gratis dengan banyak fitur serta mendukung banyak bahasa pemograman, satu hal yang menjadi kekurangannya mungkin adalah: notepad++ hanya berjalan di Windows.

Satu lagi Text Editor yang muncul belakangan ini mendadak tenar dan dengan mendapat respon positif dari para pengembang aplikasi terutama web developer adalah Sublime Text, kuncinya adalah banyak fitur IDE tersemat di dalamnya namun tetap bisa berjalan ringan dan cepat, walaupun bukan free software tapi kita bisa bebas menggunakanya tanpa harus membeli lisensi, hal yang cukup menggangu cuma popup ajakan untuk membeli lisensi setelah beberapa kali melakukan save.

Dalam kenyataaannya kita tidak berada dalam keadaan untuk memilih antara IDE atau Text Editor, karena kita tetap bisa menggunakan keduanya, yang menjadi pertimbangan adalah kapan dan kondisi seperti apakah yang membuat penggunaan IDE atau Text Editor lebih tepat dan ideal? Perbedaan yang cukup signifikan adalah waktu untuk menunggu proses loading yang lebih lama saat menjalankan IDE, jadi jika kita hanya ingin mengedit beberapa file untuk project yang sederhana atau tidak menggunakan framework: penggunaan Text Editor menjadi lebih bijaksana.

Setiap programer sudah pasti mempunyai pandangan dan pilihannya masing-masing antara IDE atau Text Editor berdasarkan pengalaman yang dimilikinya dalam menuliskan baris-baris kode program. Semua kembali pada hasil dan produk akhir buatan sang programer, tools yang digunakan tidak boleh menjadi penghambat, jadi…. silahkan pilih atau gunakan keduanya.


Elementary OS, distro linux yang simpel

Salah satu distro linux yang menarik buat saya adalah Elementary OS, sesuai dengan namanya distro linux yang satu ini mengedepankan kenyamanan pengguna dengan tampilan minimalis namun elegan, hasil perombakan besar terhadap user interface gnome 3, menjadikan Ubuntu LTS 12.04 sebagai basis, Elementary OS memang belum menuai ketenaran yang diraih Ubuntu.

Pertama kali di rilis pada bulan Maret 2011 dengan kode “Jupiter”, tim pengembang Elementary OS terus melakukan banyak perubahan signifikan pada rilis berikutnya, dengan kode “Luna” distro ini diluncurkan dalam versi beta 1 pada November 2012, meskipun ditemukan beberapa bug, namun fitur-fitur baru yang ditambahkan membuat saya cukup puas dan menunggu perbaikan serta rilis versi stabil yang sekarang sudah bisa kita unduh di website Elementary.

Dengan fitur-fitur dan aplikasi terbaru yang menjadi andalan Elementary OS, diharapkan para pengguna mendapakan kemudahan, kenyamanan dan pengalaman yang berbeda dari distro linux yang lain, dan hal tersebut juga untuk menjaring pengguna yang loyal terhadap distro ini. Berikut adalah beberapa fitur dan aplikasi bawaan yang dibuat secara khusus oleh tim Elementary OS:

  • wingpanel: panel berwarna gelap dengan sedikit transparan, mirip dengan panel gnome 3 yang memuat launcher di kiri, jam di tengah dan beberapa indicator di sebelah kanan.

  • Slingshot: menu (application) launcher buatan Elementary OS, untuk memilih dan menjalankan aplikasi berdasarkan kategori ataupun dengan mengetikkan nama aplikasi pada kotak pencarian.

  • Plank: application switcher yang mengadopsi unity dari ubuntu, sehingga fitur yang dimiliki unity seperti count dan progress indicator juga ada di plank, diposisikan di bagian bawah desktop, sekilas terlihat seperti dock pada Macintosh.

  • Geary: aplikasi email client yang dikembangkan oleh Elementary bekerja sama dengan Yorba (tim pembuat Shotwell) mendukung multi akun dan notifikasi.

  • Maya: adalah aplikasi calendar yang akan memudahkan untuk pencatatan agenda, appoinment, sekaligus berfungsi sebagai reminder.

  • Pantheon: bisa dikatakan bahwa pantheon adalah aplikasi inti di Elemtary, karena mencakup Greeter (session manager: pengatur login), terminal, dan juga file manager.

Salah satu hal dirasa kurang dalam distro ini salah satunya adalah tidak disertakannya aplikasi office, meskipun dengan mudah kita bisa menginsatallnya sendiri karena tersedia di repository ubuntu, bahkan kita bisa mencoba WPS Office yang mirip dengan Microsoft Office sebagai alternatif jika tidak ingin menggunakan Libre Office atau Open Office.

Memilih Sistem Operasi atau distro linux memang perlu mempertimbangkan kebutuhan kita dan sejauh mana kaitan dunia kerja kita dengan komputer, namun sebagai programmer atau web developer jika banyak menggunakan teknologi semisal: PHP, Ruby, Python, MySQL dan Git linux dan bermacam distronya sudah menyediakan semua kebutuhan itu untuk kita. Jadi meskipun tak luput dari kekurangan Elementary OS tetap layak untuk dicoba.


Mengenal Ubuntu, Sistem Operasi berbasis Linux

Ubuntu, Fedora, OpenSuse, Debian adalah nama-nama populer untuk distro linux atau (linux distribution), sebutan untuk pemaketan sistem operasi linux dengan software pendukung semacam: desktop, office suite dan aplikasi lainnya yang melengkapi kebutuhan komputasi pengguna.

Karena sistem operai linux dan aplikasi-aplikasi di dalamnya dikembangkan oleh komunitas, hal ini membawa dampak positif pada perbaikan bug yang ditemukan, juga dalam pengembangan fitur-fitur dalam aplikasi tersebut.

Ubuntu adalah salah satu contoh distro dengan pengguna terbanyak, dengan dukungan dari perusahaan cononical, ubuntu tampil dengan user interface yang bagus dan mudah untuk dioperasikan.

Mengikuti cepatnya laju pengembangan aplikasi, Ubuntu merilis versi terbarunya setiap 6 bulan sekali, pada bulan April dan bulan Oktober setiap tahunnya, sehingga penomoran versi juga berdasar tahun dan bulan seperti 13.04 yang berarti tahun 2013 bulan ke-4, setiap versi juga memiliki nama-nama unik berdasar nama hewan misalnya Raring Ringtail (untuk versi terakhir).

Disamping itu ubuntu juga menerbitkan versi LTS (Long Term Support) yang dirilis setiap dua tahun sekali: 10.04, 12.04, 14.04 dan seterusnya. Kelebihan yang dimiliki versi ini adalah sisi keamanaan yang lebih dan dukungan jangka panjang selama 5 tahun untuk perbaik bug dan celah keamanan, dan semua itu gratis.